Cata Odata akan memamerkan 72 karya Imam Sucahyo yang dibuat di tahun 2014-2017 dan menampilkan program preview, scene-to-scene, pemutaran film, dan diskusi sebagai rangkaian acaranya. Diselenggarakan oleh Cata Odata dan dikurasi oleh Dwi S. Wibowo, Jagat Mawut merepresentasikan karakter karya Imam Sucahyo yang brutal dalam menyampaikan pergulatan masyarakat kelas bawah yang lekat dengan persoalan-persoalan ekonomi, ruang, dan gender yang kompleks. Banyak pihak yang mengenal karyanya sebagai art brut, raw art, maupun outsider art walaupun Imam Sucahyo sendiri tidak pernah memedulikan klaim tersebut. Pameran ini kemudian hadir untuk membawa pertanyaanpertanyaan seputar ‘dunia porak poranda’ yang dihadirkan oleh Imam secara gamblang dan bersamaan ke dalam diskusi. Imam Sucahyo (1978) adalah seorang seniman otodidak yang lahir dan tumbuh di Tuban, Jawa Timur. Ia pertama kali mengenal dunia seni di sekitar awal tahun 2000. Sejak itu karyanya sering diikutsertakan dalam pameran kelompok di Tuban, Surabaya, dan Lampung. Tahun 2014-2016, ia mengikuti pameran kelompok di Cata Odata (Ubud, Bali), Art Expo Malaysia (direpresentasikan oleh Cata Odata), Gallery Le Lieux 37 – kolaborasi dengan Gallery Artmenparis (Perancis), Gallery L’Echarpe (Perancis), Espace Eqart Gallery (Perancis), Paris Outsider Art Fair 2015 (Perancis), Pameran Biennale ke-6 di Museum Éphémère (Perancis), Tuban Art Festival (Tuban, Jawa Timur). Pameran tunggalnya pertama kali diselenggarakan di tahun 2015, di Bloo Art Space (Padangbai, Bali). Tahun ini, selain berpameran tunggal di Cata Odata, karya-karyanya juga akan tampil di Biennale Jatim (Surabaya, Jawa Timur). Gambar dan lukisan Imam banyak menggunakan kombinasi dari ballpoint, pensil, krayon, spidol, kolase dan bahkan cat rambut baik di atas kertas maupun sobekan majalah dan juga kanvas. Ia merekam semua peristiwa dalam jenjang hidupnya secara tidak runut dan rumpang di berbagai sisi. 14 tahun hidup sebagai pengguna obat terlarang memberi dampak psikosis seperti halusinasi dan paranoia yang mengaburkan batas kesadarannya, termasuk dalam berkarya. Sedangkan pengalaman merantau di berbagai daerah Indonesia memberi banyak persinggungan sosial terutama seputar pergulatan masyarakat kelas bawah, sehingga menjadikan karya-karya Imam sebagai mozaik atas khazanah hidup dari para manusia yang selama ini termajinalkan. Disela-sela agenda pameran Cata Odata juga menggelar serangkaian acara yang acara terbuka untuk umum, silahkan klik disini untuk registrasi.
SCENE-TO-SCENE // Rabu, 11 – Minggu, 15 Oktober 2017, 11:00 – 18:00 WITA Kenali lebih dekat perjalanan kreatif seniman dengan melihat setiap karyakarya terpajang dengan ditemani kurator dan seniman secara langsung. Julukan scene-to-scene dipilih untuk menjabarkan setiap fase dari proses berkesenian seorang seniman. Film Screening // BBC One Imagine Series: Turning The Art World Inside Out Minggu, 22 Oktober 2017, 18:00 – 19:30 WITA Film dokumenter oleh Jack Cocker di mana peononton akan diajak untuk menjelajah bagaimana mengartikan ‘Outsider Art’ di abad ke-21 ini. CO.Study // Melangkah masuk ke luar: percakapan tentang “Seni liyan” di sekitar kita Jumat, 3 November 2017, 18:00 – 20:00 WITA Gelombang Art Brut dan Seni Outsider di Indonesia tidak dipungkiri semakin aktif dibanding sebelumnya. Institusi seni internasional atau individu pecinta seni berlomba untuk menemukan ‘talenta baru’, - seniman di luar lingkar utama dunia seni sendiri yang menciptakan karya dengan nilai kejujuran sama atau malah lebih tinggi dari sebelumnya. Bersama Dwi S. Wibowo sebagai moderator, sebuah diskusi terbuka akan dilakukan untuk membangun dialog seputar percakapan tersebut. Cata Odata Jl. Penestanan Kelod, Seberang Pura Dalam Penestanan Kelod Ubud, Bali, 80571 Jam Buka : Senin - Sabtu / 10AM - 19PM (Minggu dengan janji) [email protected] +62 8 22 3323 7857
0 Comments
Leave a Reply. |
Authorsenidibali is an independent platform that promotes arts, artists, exhibition, art events and art spaces in Bali. Archives
November 2019
Categories |