Having graduated from graphic art -Alfin Agnuba & Kurma Elda Gustriyanto- and painting -Valentino Febri, Putu Sastra Wibawa, I Made Agus Darmika, & I Putu Cipta Suryanta- questioned the same anxiety; How will they survive as an artist? How to keep their arts sustain? What is the strategy that fit them best as an artist in the art world? Hence, they collectively create a visual art exhibition to showcase their best talent. More than 20 pieces artworks of 2 dimensional, 3 dimensional, mural, and art installation are exhibited at Karja Art Space, from 21 October to 30 October 2017. "Perhaps the period of time with sense of contemporaries, which frames their meetings: a group of almost identical youths, in the same age, with a pulsating social experience that is not much different? Or, perhaps also about the place; the city of Jogjakarta where they are simultaneously building melancholy, exploring the possibilities, and composing the identity. They also share space and time with others. Just in the name of fine arts, they give reasons for its existence. Art as a mantra, as well as their 'home' to give the names and meanings of the various experiences they collect", this is how Rain Rosidi a writer from Jogjakarta see the main reason why these 6 artist having this group exhibition. These six young people have different backgrounds. Some come from Bali, and others from Java. The sources of reference, taste, technique and style they chose in their work were different. They are Alfin Agnuba, Putu Sastra Wibawa, Kurma Elda, Valentino Febri, Putu Cipta Suryanta, and I Made Agus Darmika. Just because of art they meet, and eventually build a joint rite, the art exhibition. The exhibition became one of their efforts to name and values the traces of their experiences. Although as if it were random, the sixth formation was not a coincidence. It is said that some people think that art is an institutionalized (incidentally) subculture. These six young people are in the social network of visual art, which has its own unique social system and reflection space. Differences in the background and choice of art media do not preclude their meetings. Art has an open spirit. They go through conversations, share languages, and share values. And this exhibition, in fact, is the footsteps and artifacts of their activities that are shared on audiences. For further information on the exhibition please contact:
Ruth Onduko (exhibiton manager & media relation ACxDC project) [email protected] | 081239576836 Contact Person Gallery: Putu Sridiniari(Karja Art Space Manager) e. [email protected] | m. +6281281099940 Karja Art Space Jl. Pacekan 18, Penestaan, Sayan, Ubud, Sayan, Ubud, Gianyar, Bali 80571 Google maps Pin: Santra Putra Guest House Link: https://goo.gl/maps/FC2PYEQZRA22 Phone number: (0361) 977810
0 Comments
Tahun ini MINIKINO kembali menghadirkan International Short Film Festival, 3rd Minikino Film Week. Lebih Istimewa dari tahun lalu, ada beberapa program tambahan di luar program pemutaran film pendek yang bebas biaya dengan panduan usia penonton serta workshop, yaitu BEGADANG FILMMAKING COMPETITION, pop-up cinema, Minikino Bandstand, MFW TALKS, dan malam penganugerahan penghargaan internasional. 3rd Minikino Film Week diadakan selama 8 hari non-stop mulai hari Sabtu, 7 Oktober 2017 sampai Sabtu 14 Oktober 2017 bekerja sama dengan 17 tempat acara dan 1 festival lounge di Bali. Lebih dari 224 judul film pendek yang akan ditayangkan di layar, terpilih dari jaringan kerja nasional INDONESIA RAJA 2017 , regional Asia Tenggara S-EXPRESS 2017 dan programmer tamu internasional akan ditampilkan dalam lebih dari 120 kali acara pemutaran. Festival Film Pendek Internasional Minikino Film Week ke-3 terbagi menjadi beberapa tajuk
dengan bentuk kegiatan yang berbeda. Opening Event Resepsi resmi yang diperuntukkan kepada para undangan, baik para pendukung dan sponsor festival, termasuk juga para seniman, produser film, sutradara film dan para artis yang khusus datang untuk ikut mendampingi karya-karya mereka yang telah terpilih untuk ditayangkan di layar.Dalam acara ini akan ditayangkan sebuah program film pendek pembuka. Micro Cinema Screenings Inilah menu utama dalam Festival Film Pendek Minikino Film Week. Berlangsung sepanjang minggu, dari tanggal 8 sampai dengan 13 Oktober 2017. Pop Up Cinema Selain pemutaran film dalam bentuk Micro Cinema, Minikino juga mempersembahkan sebuah acara pemutaran keliling yang diberi nama Pop Up Cinema. Berlangsung mulai tanggal 8 sampai 13 Oktober 2017. MFW Talks Melalui Forum ini Minikino Film Week mengundang organisasi dan kelompok-kelompok yang berhubungan dengan kegiatan kreatif di Bali, dan Indonesia secara umum, untuk terlibat dengan mempresentasikan kegiatannya kepada pengunjung Minikino Film Week. Workshop Selain kegiatan pemutaran film pendek, Minikino Film Week juga akan menggelar berbagai acara pendukung, termasuk berbagai workshop dengan aneka topik, yaitu kelas akting bersama Paul Agusta dan 4K Cinematography by PANASONIC LUMIX & Benny Kadarhariarto. Semua yang tertarik dengan film dan film pendek khususnya, di sinilah tempatnya! Perpustakaan Film Pendek Minikino membuka akses khusus untuk menonton di Perpustakaan Film pada festival lounge (Gedung Merdeka). Akses ini bisa didapatkan dengan menjadi semeton (undangan/member khusus) anggota perpustakaan. Perpustakaan ini membuka kesempatan bagi film-film pendek ini untuk distribusi lebih Yayasan Kino Media | jl. Madura no.5, Denpasar 80113, Bali, Indonesia Tel/Fax +62 361 4744813 lanjut. Pendaftaran “Semeton” dapat melalui link on-line: http://bit.ly/SemetonMFW atau langsung datang ke Festival Lounge . Minikino Bandstand Minikino bekerja sama dengan para pembuat video klip di Bali, menampilkan video klip musik mereka, sekaligus mengundang tim produksinya untuk berbagi pengalaman tentang proses pembuatannya. Begadang Filmmaking Competition Sebuah kompetisi film berskala Nasional yang menawarkan pengalaman seru, menegangkan dan acara begadang yang tak terlupakan. Berbagai festival film di dunia juga telah melakukannya! Kali ini giliran Indonesia, melalui 3rd Minikino Film Week! Malam Penganugerahan 3rd MINIKINO FILM WEEK AWARD adalah penghargaan Internasional dalam bentuk NON-MONETARY REWARD. Di dalam festival inilah karya-karya Indonesia bersanding sejajar dengan dunia. Kategori-kategori penghargaan yang diberikan adalah: 2017 Short Film Of The Year Programmer’s Pick 2017 Children’s Short Film 2017 Short Fiction 2017 Short Documentary 2017 Animation Short 2017 Visual Poetry 2017 S-Express 2017 Recognition Detail lengkap mengenai program film, jadwal tayang, lokasi pemutaran dan Festival Lounge dapat dilihat di http://minikino.org/filmweek/id/ Cata Odata akan memamerkan 72 karya Imam Sucahyo yang dibuat di tahun 2014-2017 dan menampilkan program preview, scene-to-scene, pemutaran film, dan diskusi sebagai rangkaian acaranya. Diselenggarakan oleh Cata Odata dan dikurasi oleh Dwi S. Wibowo, Jagat Mawut merepresentasikan karakter karya Imam Sucahyo yang brutal dalam menyampaikan pergulatan masyarakat kelas bawah yang lekat dengan persoalan-persoalan ekonomi, ruang, dan gender yang kompleks. Banyak pihak yang mengenal karyanya sebagai art brut, raw art, maupun outsider art walaupun Imam Sucahyo sendiri tidak pernah memedulikan klaim tersebut. Pameran ini kemudian hadir untuk membawa pertanyaanpertanyaan seputar ‘dunia porak poranda’ yang dihadirkan oleh Imam secara gamblang dan bersamaan ke dalam diskusi. Imam Sucahyo (1978) adalah seorang seniman otodidak yang lahir dan tumbuh di Tuban, Jawa Timur. Ia pertama kali mengenal dunia seni di sekitar awal tahun 2000. Sejak itu karyanya sering diikutsertakan dalam pameran kelompok di Tuban, Surabaya, dan Lampung. Tahun 2014-2016, ia mengikuti pameran kelompok di Cata Odata (Ubud, Bali), Art Expo Malaysia (direpresentasikan oleh Cata Odata), Gallery Le Lieux 37 – kolaborasi dengan Gallery Artmenparis (Perancis), Gallery L’Echarpe (Perancis), Espace Eqart Gallery (Perancis), Paris Outsider Art Fair 2015 (Perancis), Pameran Biennale ke-6 di Museum Éphémère (Perancis), Tuban Art Festival (Tuban, Jawa Timur). Pameran tunggalnya pertama kali diselenggarakan di tahun 2015, di Bloo Art Space (Padangbai, Bali). Tahun ini, selain berpameran tunggal di Cata Odata, karya-karyanya juga akan tampil di Biennale Jatim (Surabaya, Jawa Timur). Gambar dan lukisan Imam banyak menggunakan kombinasi dari ballpoint, pensil, krayon, spidol, kolase dan bahkan cat rambut baik di atas kertas maupun sobekan majalah dan juga kanvas. Ia merekam semua peristiwa dalam jenjang hidupnya secara tidak runut dan rumpang di berbagai sisi. 14 tahun hidup sebagai pengguna obat terlarang memberi dampak psikosis seperti halusinasi dan paranoia yang mengaburkan batas kesadarannya, termasuk dalam berkarya. Sedangkan pengalaman merantau di berbagai daerah Indonesia memberi banyak persinggungan sosial terutama seputar pergulatan masyarakat kelas bawah, sehingga menjadikan karya-karya Imam sebagai mozaik atas khazanah hidup dari para manusia yang selama ini termajinalkan. Disela-sela agenda pameran Cata Odata juga menggelar serangkaian acara yang acara terbuka untuk umum, silahkan klik disini untuk registrasi.
SCENE-TO-SCENE // Rabu, 11 – Minggu, 15 Oktober 2017, 11:00 – 18:00 WITA Kenali lebih dekat perjalanan kreatif seniman dengan melihat setiap karyakarya terpajang dengan ditemani kurator dan seniman secara langsung. Julukan scene-to-scene dipilih untuk menjabarkan setiap fase dari proses berkesenian seorang seniman. Film Screening // BBC One Imagine Series: Turning The Art World Inside Out Minggu, 22 Oktober 2017, 18:00 – 19:30 WITA Film dokumenter oleh Jack Cocker di mana peononton akan diajak untuk menjelajah bagaimana mengartikan ‘Outsider Art’ di abad ke-21 ini. CO.Study // Melangkah masuk ke luar: percakapan tentang “Seni liyan” di sekitar kita Jumat, 3 November 2017, 18:00 – 20:00 WITA Gelombang Art Brut dan Seni Outsider di Indonesia tidak dipungkiri semakin aktif dibanding sebelumnya. Institusi seni internasional atau individu pecinta seni berlomba untuk menemukan ‘talenta baru’, - seniman di luar lingkar utama dunia seni sendiri yang menciptakan karya dengan nilai kejujuran sama atau malah lebih tinggi dari sebelumnya. Bersama Dwi S. Wibowo sebagai moderator, sebuah diskusi terbuka akan dilakukan untuk membangun dialog seputar percakapan tersebut. Cata Odata Jl. Penestanan Kelod, Seberang Pura Dalam Penestanan Kelod Ubud, Bali, 80571 Jam Buka : Senin - Sabtu / 10AM - 19PM (Minggu dengan janji) [email protected] +62 8 22 3323 7857 Karja Art Space menggelar pameran terbaru dari kelompok PK+Savitri, 8 hingga 19 Oktober 2017.10/2/2017 Galeri Karja Art Space, yang berlokasi di daerah Penestanan Kaja-Ubud, akan menjadi tuan rumah untuk pameran seni oleh kelompok PK+Savitri Sastrawan dari 8 hingga 19 Oktober 2017. Pameran ini akan menampilkan karya-karya seni berupa lukisan dan instalasi sebagai babak kedua dari proyek Menjemput Masa Lalu.
Dalam proyek Menjemput Masa Lalu yang babak pertamanya diadakan bulan Mei 2017, kelompok PK+Savitri Sastrawan, mengajak merenungi memori terdahulu yang sampai saat ini mengusik bahkan berkelana dalam pikiran manusia. Dalam babak kedua dari proyek Menjemput Masa Lalu ini, kelompok PK+Savitri mengusung judul “Pagi di Pelupuk Mata”, berawal dari sebuah pertanyaan tentang bagaimana menyapa ‘pagi’, sebagai awal, setelah melalui proses merenungi memori. Pencapaian tersebut justru yang diharapkan untuk menjadikannya perjalanan menyambut masa depan. Kelompok PK melihat perasaan memiliki fungsi untuk memberikan manusia pengalaman-pengalaman subjektif tentang kenikmatan dan rasa. Savitri Sastrawan menyatakan bahwa, “Seni adalah tentang rasa dan kemampuan kita membuat yang lain untuk merasakannya.” “Karja Art Space percaya pada kekuatan seni untukperubahan dari skala personal maupun umum.”, ujar Wayan Karja, pemilik Karja Art Space. “Karja Art Space berharap menjadi ruang tumbuh kembang kreatifitas, mendukung kolaborasi antara seniman dan komunitas, koneksi-koneksi global dan pertukaran lintas-disipliner.” Tujuan dari pameran ini adalah untuk menciptakan dialog penting, baik bagi komunitas lokal dan komunitas yang lebih luas. Serta, semoga dapat memperkaya wacana seni rupa Indonesia. Pameran ini akan dibuka pada hari Minggu, 8 Oktober, pukul 19.00 di Karja Art Space. Kelompok PK+Savitri Kontak: [email protected] Putu Nova: +62 8311 4846 529 Instagram: kelompok_pk KARJA ART SPACE Alamat: Jalan Pacekan 18 Banjar Penestanan Kaja Ubud, Bali Facebook: Karja Art Space Putu Diniari: +62 8128 1099 940 |
Authorsenidibali is an independent platform that promotes arts, artists, exhibition, art events and art spaces in Bali. Archives
November 2019
Categories |